Menyambut Tahun Baru 2008, maka iWin Notes  pindah rumah ke http://irwinday.web.id 🙂

Blog ini akan tetap aktif, tapi posting-posting terbaru akan pindah ke rumah baru.

Salam,

ID

Ini adalah pertanyaan yang paling sering di lontarkan ke saya baik melalui komentar diblog ini maupun via email.  Sebenarnya tidak sulit untuk menjadi anggota Awari, prosesnya adalah sebagai berikut:

  1. Download file formulir pendaftaran dari situs Awari
  2. Isi dan lengkapilah formulir tersebut dan kirimkan ke register_at_awari.or.id
  3. Selesai 🙂

Nah setelah itu bagaimana?   Jika formulir anda telah diterima:

  1. Anda akan di daftarkan ke milis-anggota Awari, milis ini sifatnya tertutup, tidak menerima subscriber langsung, harus di invite/add oleh moderator.
  2. Data-data dari formulir akan dijadikan patokan untuk menentukan nomer keanggotaan warnet anda yang akan di tuangkan dalam bentuk sertifikat bernomer unik.
  3. Untuk mendapatkan sertifikat ini anda harus melunasi dulu uang iuran keanggotaan.  maka berikutnya silahkan anda membayar iuran keanggotaan anda.
  4. Sistem pembayaran dan jumlah pembayaran iuran dapat dilihat pada file yang dikirimkan secara otomatis ketika anda didaftar ke mailing list anggota.

Nah, mudah-mudahan keterangan singkat ini dapat menjelaskan bagaimana dan apa syarat menjadi anggota Awari.

Free Open Source Software (FOSS) biasanya identik dengan Linux. Sehingga kaum Windower (windows user) kadang tidak menyangka bahwa mereka pun bisa memanfaatkan FOSS dengan segala kelebihannya. Hal ini wajar saja, karena di awalnya, aplikasi-aplikasi FOSS hanya tersedia di platform Linux/Unix. Seiring dengan meningkatnya kualitas aplikasi-aplikasi FOSS maka banyak permintaan agar aplikasi tersebut juga bisa digunakan di platform Windows. Hal ini lah yang menyebabkan saat ini aplikasi-aplikasi yang populer di platform Linux tersedia juga di platform Windows.

Masalahnya adalah: Aplikasi tersebut tersebar di internet dan pengguna harus mendownload satu persatu aplikasi yang dibutuhkan. Open CD Project mencoba memudahkan dengan menyatukan aplikasi-aplikasi yang populer dan berkualitas (dan tentu saja: bebas!) ke dalam satu CD. Saya termasuk orang yang sering menyarankan penggunaan FOSS dan yakin bahwa interfensi aplikasi FOSS ke platform Windows adalah cara yang jitu untuk menurunkan ketergantungan terhadap aplikasi proprietary.

Saat ini Open CD Project sudah tidak diteruskan lagi pengembangannya. Situsnya masih aktif seperti yang bisa dilihat di screenshot di bawah. Namun teknologinya tetap ada yang meneruskan, ini khas dunia Open Source. Tutupnya sebuah project bukan berarti kiamat.

Open CD Web

Situs The OpenCD Project

Yang paling mendekati dari model Open CD Project ini adalah OpenDisc. Bahkan versinya pun mengikuti Open CD Project. Versi OpenCD terakhir adalah 7.04, sementara versi terbaru (dan pertama) dari OpenDisc adalah 7.10 . Bagi penggemar Ubuntu nomer versi ini tentu terasa familier 🙂 . Kalau sempat perhatikan, di CD Ubuntu (sampai 7.04) selalu terselip aplikasi FOSS under Windows alias Open CD Project 😉

Apa hubungannya dengan Warnet? Warnet umumnya masih enggan menggunakan linux tapi cuma mampu membeli lisensi OS. Walaupun OS sudah Original, namun tidak berarti apa apa tanpa aplikasi. Karena tidak mampu membeli lisensi aplikasi yang mahalnya tak terkira tersebut maka Open CD Project (sekarang OpenDisc) adalah solusinya. cukup download ISO atau torrent-nya, burn ke CD dan nikmati aplikasi-aplikasi bermutu yang bebas pakai.

Situs OpenDisc

Situs OpenDisc

Yang menarik adalah: OpenDisc tersedia juga dalam versi Edukasi dengan nama OpenEducationDisc. Isinya? Tentu saja aplikasi-aplikasi untuk pendidikan. Jadi bagi mereka pengguna Windows yang ingin menikmati FOSS namun masih ragu berpindah ke Linux, nikmati dulu versi Windows-nya. Satu waktu jika anda bosan dengan Windows karena terlalu banyak gangguan virus, malware, spyware (baik resmi atau tidak) atau mau berhenti membajak os :p maka pindah ke Linux sudah bukan masalah besar karena anda sudah familier dengan aplikasi-aplikasi FOSS

Tanggal 20 Nopember 2007 saya diundang oleh Depkominfo untuk memberikan presentasi pada acara Round table discussion on internet governance di Banda Aceh.  Ada beberapa pembicara selain saya yaitu dari APJII, PANDI dan Pemda Setempat.   Isi presentasi saya tidak banyak berubah dari presentasi yang saya tampilkan pada acara berjudul sama yang di laksanakan di MGK Kemayoran.  Tentunya dengan perubahan pada last minute, di sesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

 

photo-0002.jpg

Suasana sesaat sebelum Acara dibuka

 

Tantangan berat saya karena diberikan waktu presentasi paling akhir, tepat jam 12.  Acara molor 30 menit dari jadwal dan Pembicara lokal yang diberi kesempatan pertama lupa (atau enggan?) diberi tahu oleh moderator.  Syukurlah pada sesaat sebelum tampil terbersit ide untuk menyegarkan suasana 🙂  Dan karena memang suasana hati lagi enak dan santai (trimakasih kepada panitia atas layanan yang baik),  presentasi yang singkat bisa berlangsung dengan segar dan menarik (duh narsis neh hehehe).

 

Setelah acara presentasi dilanjutkan dengan acara diskusi langsung antara panelis dan peserta.   Sayangnya, tidak semua pembicara bisa ikutan berdiskusi.  Dari rombongan Jakarta, tinggal saya dan Kang Azul yang tinggal untuk berdiskusi.   Tema yang saya bahas adalah sustainability bagi telecenter/warnet.

 

 

photo-0013s.jpg

Peserta Diskusi dilihat dari sisi Panelis 

 

Yang saya dapatkan adalah antusiasme tinggi dari teman-teman di Aceh untuk mendirikan Warnet/Telecenter.  Saya sempat memberikan ide-ide layanan yang bisa dikembangkan pada warnet/telecenter yang intinya adalah melihat kebutuhan masyarakat setempat.  Juga saran-saran agar hati hati dalam mengelola warnet berdasarkan pengalaman teman-teman di daerah lain.

 

bemor.jpg

Kunjungan ke Aceh terasa (sangat) singkat, walaupun saya nginap dua malam namun kesempatan jalan-jalan melihat kota Banda Aceh tidak banyak.  Malamnya saya sempat di ajak oleh adik saya yang sudah lama tinggal di Aceh naik becak motor cabriolet keliling kota dan makan Mie Aceh.   Paginya sebelum ke airport diajak berfoto di Mesjid Agung  🙂 Mudah-mudahan lain waktu saya sempat berkunjung lagi ke Banda Aceh.

 

dimesjidagung.jpg

Istilah “Warnet” merupakan istilah khas Indonesia bagi “Internet Kiosk”. Warung adalah kalimat yang sangat akrab bagi telinga kita. Karena itulah ketika banyak anak-anak Muda mulai membuka usaha berjualan layanan internet maka mereka memberi nama “Warung Internet” bagi usahanya.

Bicara mengenai istilah yang akrab di telinga kita, apakah ada yang akrab dengan istilah-istilah berikut:

  • Community Access Point
  • Warmasif
  • Warintek
  • BIM (Balai Informasi Masyarakat)
  • Telecenter

Istilah tersebut adalah warnet-warnet Made in Pemerintah 🙂 kalau terdengar tidak akrab ditelinga, tidak usah heran karena memang dalam kenyataan sehari-hari juga sulit menemukan mereka dibanding menemukan sebuah warnet. Namun fokus tulisan ini bukanlah pada apakah warnet-warnet made in Pemerintah tersebut populer atau tidak, tapi lebih pada apakah warnet-warnet tersebut bisa bertahan atau tidak.

Sistem anggaran Pemerintah kita tidak mengenal anggaran jangka panjang. Semua anggaran adalah rencana tahunan. Sehingga setiap tahun, jika “nasib baik” maka anggaran tersebut masih turun, jika tidak maka bisa dipastikan program tersebut akan berhenti. Faktor inilah yang menjadi keprihatinan, karena warnet-warnet made in Pemerintah ini umumnya masih bergantung kepada subsidi anggaran dan belum bisa berdiri sendiri seperti umumnya warnet-warnet yang dikelola masyarakat.

Pemerintah perlu mencontoh para pengusaha warnet yang tanpa subsidi, tanpa bantuan lembaga keuangan, dikelilingi oleh oknum-oknum pemerintah yang setiap saat datang dengan tameng “pajak daerah”, HaKI dan bentuk represi lainnya tapi toh tetap bisa hidup dan bertahan dan malah berkembang lebih dari bentuk awalnya. “Sustainability” inilah yang sesungguhnya harus dilirik oleh Pemerintah dalam mengelola warnet-warnet mereka. Sayang sekali jika warnet yang telah didirikan dan biasanya diiringi dengan seremoni yang meriah akhirnya tutup satu tahun kemudian hanya karena anggarannya tidak mengucur lagi.

Usulan lain: berhentilah memberikan nama-nama asing dan terdengar aneh di masyarakat. Gunakan saja nama “warnet” karena akan lebih memudahkan masyarakat untuk tahu apa sesungguhnya yang berada pada tempat tersebut.

Buku panduan itu sudah selesai dicetak, untuk sementara disebar terbatas di anggota resmi Awari. Kalo tertarik bisa bertanya ke depkominfo setempat, siapa tahu sudah tersedia.

Buku Panduan warnet

Buat yang mau lihat foto-foto Halal Bi Halal AWARI, bisa lihat di sini

Undangan Halal Bi Halal Warnet

Posted: Oktober 26, 2007 in awari, warnet

Rekan-rekan Warnet Yth,

Asosiasi Warung Internet Indonesia akan mengadakan Halal Bi Halal yang Insya Allah akan di lakukan pada:

  • Hari: Minggu
  • Tanggal: 28 Oktober 2007
  • Tempat: Sekretariat Awari, Jl. Hang Lekir Raya No. 2, Jakarta Selatan
  • Jam: 11.00 – 15:00

Diharapkan para Anggota dan Non-anggota yang berkesempatan dapat hadir
mengingat di Acara ini selain merupakan sarana Silatuhrahmi antar Warnet, dari AWARI akan membicarakan point penting mengenai pendirian Koperasi AWARI yang rencananya akan dideklarasikan di Acara Halal bi Halal tersebut.
Agenda Acara Halal bi Halal:

  • Ramah Tamah
  • Diskusi dan Tukar Pengalaman Mengelola Bisnis Warnet
  • Kiat-kiat Bisnis Warnet
  • Presentasi dan Deklarasi Koperasi Warnet

bagi yang berminat hadir di mohon untuk mengirimkan email dengan subject “[KONFIRMASI]” ke register_at_awari.or.id atau menghubungi nomer telepon sekretariat AWARI di 021-715 15 122

Salam AWARI,
Irwin Day
Ketua Umum
http://awari.or.id

Lokasi pesta blogger :)

Posted: Oktober 24, 2007 in Blogger Makassar, pb2007, Personal
Tag:

Lokasi Pesta Blogger 2007

tulisanku mengenai pesta blogger di blogspot

http://tayuang.blogspot.com/2007/10/pesta-blooger.html

[OOT] Idul Fitri 1428H

Posted: Oktober 8, 2007 in Current Affair, Personal

🙂

Ucapan Selamat Idul Fitri 1428H